We try to keep our focus on what really matters—bottom-line performance and long-term survival. That’s what we want our people to be thinking about. Management takes care not to distract the company with a lot of talk about other issues. We don’t clutter the picture with lofty vision statements or ask employees to pursue vague, intermediate objectives such as “excellence” or burden them with complex business strategies. Our competitive strategy is to build manufacturing facilities economically and to operate them efficiently. Period. Basically, we ask our employees to produce more product for less money. Then we reward them for doing that well.1 The evaluation and control process ensures that a company is achieving what it set out to accomplish. It compares performance with desired results and provides the feedback necessary for management to evaluate results and take corrective action, as needed. This process can be viewed as a five-step feedback model, as depicted in Figure 11–1. 1. Determine what to measure: Top managers and operational managers need to specify what implementation processes and results will be monitored and evaluated. The processes and results must be capable of being measured in a reasonably objective and consistent manner. The focus should be on the most significant elements in a process—the ones that account for the highest proportion of expense or the greatest number of problems. Measurements must be found for all important areas, regardless of difficulty. 2. Establish standards of performance: Standards used to measure performance are detailed expressions of strategic objectives. They are measures of acceptable performance results. Each standard usually includes a tolerance range, which defines acceptable deviations. Standards can be set not only for final output but also for intermediate stages of production output. 3. Measure actual performance: Measurements must be made at predetermined times. 4. Compare actual performance with the standard: If actual performance results are within the desired tolerance range, the measurement process stops here

Kami mencoba untuk tetap fokus pada hal yang benar-benar penting—kinerja bottom-line dan kelangsungan hidup jangka panjang. Hal itulah yang kami ingin agar dipikirkan oleh orang-orang kami. Manajemen berhati-hati untuk tidak mengalihkan perhatian perusahaan dengan banyak pembicaraan mengenai isu-isu lain. Kami tidak melakukannya mengacaukan gambaran tersebut dengan pernyataan visi yang tinggi atau meminta karyawan untuk mengejar tujuan yang tidak jelas dan bersifat sementara seperti “keunggulan” atau membebani mereka dengan strategi bisnis yang rumit. Kita strategi kompetitifnya adalah membangun fasilitas manufaktur secara ekonomis dan mengoperasikannya efisien. Periode. Pada dasarnya, kami meminta karyawan kami untuk memproduksi lebih banyak produk dengan biaya lebih sedikit. Lalu kita memberi penghargaan kepada mereka karena melakukan hal tersebut dengan baik.1 Proses evaluasi dan pengendalian memastikan bahwa perusahaan mencapai apa yang ditetapkan menyelesaikan. Ini membandingkan kinerja dengan hasil yang diinginkan dan memberikan umpan balik yang diperlukan bagi manajemen untuk mengevaluasi hasil dan mengambil tindakan perbaikan, jika diperlukan. Proses ini bisa saja terjadi dipandang sebagai model umpan balik lima langkah, seperti yang digambarkan pada Gambar 11–1. 1. Tentukan apa yang diukur: Manajer puncak dan manajer operasional perlu menentukannya proses dan hasil implementasi apa yang akan dipantau dan dievaluasi. Prosesnya dan hasilnya harus mampu diukur secara obyektif dan konsisten tata krama.Fokusnya harus pada elemen yang paling signifikan dalam sebuah proses—yaitu elemen yang penting bertanggung jawab atas proporsi pengeluaran tertinggi atau jumlah masalah terbesar. Pengukuran harus dilakukan untuk semua bidang penting, apa pun tingkat kesulitannya. 2. Menetapkan standar kinerja: Standar yang digunakan untuk mengukur kinerja dirinci ekspresi tujuan strategis. Ini adalah ukuran hasil kinerja yang dapat diterima. Setiap standar biasanya mencakup rentang toleransi, yang menentukan penyimpangan yang dapat diterima. Standar dapat ditetapkan tidak hanya untuk hasil akhir tetapi juga untuk tahap-tahap peralihan dari hasil produksi. 3. Ukur kinerja sebenarnya: Pengukuran harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. 4. Bandingkan kinerja aktual dengan standar: Jika hasil kinerja aktual sesuai rentang toleransi yang diinginkan, proses pengukuran berhenti disini